Buku Orang Gila Jadi Wali (Shafa Publika)

Penerbit: Shafa Publika


  • 45.000,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Orang Gila Jadi Wali

Oleh: Ustadz Abu Umar Basyier, Shafa Publika

Buku ini berisi catatan-catatan sederhana, refleksi sejuk dari berbagai fenomena keseharian yang sering kita temui. Sering kita temui, lalu menjadi hal-hal yang biasa dan jarang kita renungi. Padahal, hidup adalah taburan hikmah. Bagi mukmin, setiap keberkatan sebuah kejadian adalah nilai yang harus dia rengkuh, di manapun ia dapatkan, hingga di sarang-sarang Singa sekalipun.

Ajaran Islam sendiri begitu paripurna, sehingga setiap kita memandang kejadian dengan kaca mata ajarannya yang teduh, semburat hikmah tak henti-henti bermunculan. Islam selalu mampu merefleksikan nilai-nilai tertinggi, hingga atas kejadian-kejadian oleh orang paling bijak pun kerap diabaikan. Bila akal mampu merefkesikan banyak nilai, maka petunjuk langit melakukannya dengan beribu-ribu kali lipat lebih nyata kebaikannya. Bila dalam harta kita wajib berbagi, maka dalam menikmati hikmah hidup inipun kita wajib saling memberi.

Makna Keikhlasan

Kadang saya berpikir, betapa masih rendahnya kualitas kita dalam menghargai sebuah keikhlasan. Padahal keikhlasan itu dalam kaca mata syari’at salah satu dari dua syarat diterimanya ibadah. Setiap ibadah harus dilakukan secara ikhlas dan dengan ittibaa’ (mengikuti contoh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). Bila hanya dengan ittibaa’ atau hanya dengan modal keikhlasan, ibadah tidak diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Nah, soal ittibaa’, sangat mudah diaku-aku. Setiap muslim bisa mengklaim bahwa tata cara shalat yang biasa dia lakoni adalah yang paling ittibaa’, tata cara ibadahnya adalah yang paling benar, cara berdakwahnya paling lurus, atau tata cara bagaimana dia berpakaian paling ngepas dengan ajaran as-Sunnah. Tapi, soal keikhlasan, wow, sama sekali tak bisa diklaim  siapapun. Akan bodoh kedengarannya kalau seseorang mengaku-aku bahwa dalam soal sholat, ibadah, dan berdakwah ia paling ikhlas dibanding siapapun. Karena semakin diaku-aku, semakin jelas ketidakikhlasan seseorang, semakin jelas hasratnya untuk dipuji-puji, semakin kelihatan pula minat busuknya untuk minta diapresiasi, atau untuk dianggap lebih baik dari orang lain. Semuanya racun. Racun bagi keikhlasan.

Maka kesimpulannya, setiap amalan yang tidak disertai keikhlasan, amalan itu tidak diterima di sisi Allah Azza wa Jalla secara mutlak. Sementara amalan yang tidak disertai dengan ittibaa’, masih mungkin diterima di sisi Allah bila seseorang telah berusaha menghindarinya. Jadi, selalu ada alasan seseorang tidak melakukan ittibaa’, tapi tak ada alasan seseorang untuk tidak ikhlas.

Buku Orang Gila Jadi Wali Penerbit Shafa Publika, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 269 halaman, ukuran buku 15 x 21 cm, dan dengan berat 583 gram. Penulis: Abu Umar Basyier, Penerbit: Shafa Publika, Harga Rp. 45.000,-


Kami Juga Merekomendasikan