Buku Konsep Kepemimpinan Dalam Islam Ummul Qura

Penerbit: Ummul Qura


  • 145.000,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Konsep Kepemimpinan Dalam Islam Ummul Qura

Oleh: Syaikh Prof. DR. Abdullah ad-Dumaiji, Penerbit Ummul Qura

Larut dalam euphoria politik menjadi rutinitas bagi sebagian masyarakat kita, acapkali mereka kurang peduli dengan esensi kepemimpinan. Seolah-olah hanya mudah mengkritisi dan tidak pernah tahu harus dari mana mulai membangunnya. Itulah yang terjadi, banyak omong tapi minim ilmu. Daripada ngobrol ngalor-ngidul tidak jelas, alangkah baiknya kita menyimak buku ini. Buku yang memaparkan konsep kepemimpinan dalam Islam, sebagai sebuah wacana politik yang bersih dari kepentingan politik manapun.

Menurut analisis al-Ustadz Zainal Abidin, Lc (penulis produktif dengan sekian karya ilmiah) terkait hal ini beliau menuturkan panjang lebar dalam sebuah artikel yang pernah dimuat dalam majalah As-Sunnah, Edisi 12/Tahun VII/1424H/2004M. Beliau menyatakan, Islam merupakan agama dari Allah yang mengatur seluruh aspek kehidupan, baik pribadi maupun masyarakat, lahir maupun batin, dan bahkan untuk kepentingan di dunia dan akhirat. Maka sistim politik Islam, khususnya tentang kepemimpinan, merupakan amanat dari Allah untuk melaksanakan aturan, undang-undang dan syari’at Islam.

Jadi kepemimpinan dalam Islam merupakan bentuk aktifitas politik, yang bertujuan untuk menegakkan aturan Allah di muka bumi. Oleh karena itu, pemimpin yang dipilih semata-mata hanya bertugas untuk menegakkan syari’at dan menerapkan hukum Allah, sehingga negara dan rakyat meraih kedamaian, penguasa dan rakyat memperoleh hak-hak secara adil, serta kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kondisi yang tenteram dan makmur.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan: “Tujuan pokok kepemimpinan, ialah memperbaiki agama umat. Sebab, jika jauh dari Dinul Islam, (maka) bangsa akan hancur, nasib rakyat akan terlantar dan nikmat-nikmat dunia yang mereka miliki akan sia-sia. Pemimpin juga bertugas memperbaiki segi duniawi yang sangat erat hubungannya dengan agama, meliputi dua macam:

Pertama, membagikan harta kekayaan secara merata dan adil kepada yang berhak. Kedua, menghukum orang-orang yang melanggar ketentuan undang-undang tanpa diskriminasi.’”

Prof. Dr. Salim bin Ghanim as-Sadlan berkata, “Salah satu kewajiban dan wewenang pemimpin dalam agama Islam, yaitu melaksanakan hukuman setelah diproses secara syar’i oleh mahkamah agung atas terdakwa pelaku kejahatan yang berhak mendapat hukuman.”

Seorang muslim harus melakukan hubungan baik dengan para Ulil Amri, baik dari kalangan pemimpin, para hakim penanggung jawab peradilan, ataupun tokoh-tokoh lembaga-lembaga penting, dan kepala-kepala penanggung jawab pemerintah. Kita tidak boleh merasa kaku serta menganggap, bila dekat dengan penguasa akan menodai kehormatan diri dalam beragama. Bukan pula berarti menjadi penjilat dan kacung bagi para penguasa, bahkan syari’at memerintahkan kita untuk menjalin hubungan erat dengan para Ulil Amri atau penguasa.

Sesungguhnya, salah satu yang menjadi penyebbab keberhasilan shahwah (kebangkitan Islam) dan dakwah kepada Allah, yaitu apabila da’wah memiliki dukungan dari penguasa dalam suatu negara. Karena, da’wah dan kekuasaan merupakan dua pilar perbaikan terhadap umat. Penyair berkata: “Kekuasaan yang bersanding dengan agama akan menjadi stabil, dan agama yang bersanding dengan kekuasaan akan menjadi kuat dan kokoh.”

Buku Konsep Kepemimpinan Dalam Islam, Buku cetak edisi hardcover, tebal buku 664 halaman, ukuran buku 17,5 x 24 cm, dan dengan berat 1262 gram. Penulis: Prof. Dr. Abdullah Ad-Dumaiji, Penerbit: Ummul Qura, Harga Rp. 145.000,-


Kami Juga Merekomendasikan