Buku Kajian Lengkap Shalat Jama’ah

Penerbit: Darul Haq


  • 50.000,00
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku Kajian Lengkap Shalat Jama’ah

Oleh: Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Ghanim as-Sadlan, Darul Haq

Tidaklah samar bagi orang yang berakal, bahwa kedudukan ibadah bagi agama Islam adalah seperti kedudukan pondasi bagi suatu bangunan, bahkan seperti kedudukan ruh bagi jasad. Perhatian Allah Azza wa Jalla terhadap ibadah mencapai taraf di mana Dia menyertakannya dengan pokok-pokok akidah, hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan syirik dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no: 82, dari Jabir)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian yang ada antara kami dengan mereka adalah shalat. Maka barangsiapa meninggalkannya, dia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, no: 2621; dll; Dishahihkan oleh syaikh al-Albani)

Dasar hukum ini ada di dalam al-Qur’an al-Karim, di mana Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ ۗ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (Surat at-Taubah: 11)

Allah Ta’ala menjadikan “persaudaraan dalam agama Islam” berpatokan pada mendirikan shalat dan menunaikan zakat, tidak hanya berpatokan pada dua kalimat syahadat serta meninggalkan permusuhan. Sesungguhnya ibadah adalah syiar akidah dan yang mengekspresikan akidah. Ia merupakan perkara yang sangat urgen di dalam agama Islam dari sudut pandang bahwa ia adalah Allah Azza wa Jalla. Selama kadar akidah jelas dalam diri seseorang dan iman hidup dalam hatinya, maka selama itu pula kadar keistiqamahan nya pada perintah Allah terbentuk.

Mencintai shalat, bersegera kepadanya dan menunaikannya sesempurna mungkin, baik secara lahir maupun batin, merupakan tanda ukuran kecintaan dan kerinduan bertemu dengan Allah di dalam hati seseorang. Sedangkan berpaling darinya, bermalas-malasan, tidak segera memenuhi panggilannya, dan merasa berat dalam menunaikannya, atau melaksanakannya sendirian dan tidak di masjid bersama jamaah kaum muslimin tanpa ada udzur, adalah merupakan tanda kosongnya hati dari kecintaan kepada Allah dan merasa tidak membutuhkan sesuatu yang ada pada-Nya.

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.’” (Surat at-Taubah: 18)

Buku Kajian Lengkap Shalat Jamaah Penerbit Darul Haq, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 260 halaman, ukuran buku 14 x 24 cm, dan dengan berat 603 gram. Penulis: Prof. Dr. Shalih bin Ghanim, Penerbit: Darul Haq harga Rp. 50.000,-


Kami Juga Merekomendasikan