Buku 50 Terapi Hawa Napsu (At-Tibyan)

Penerbit: At Tibyan


  • 14.000,00
  • Hemat 1.000
Ongkos kirim dihitung saat checkout


Buku 50 Terapi Hawa Napsu

Oleh: Syaikh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, At-Tibyan.com

Menurut Anda Hawa nafsu itu teman atau musuh? Banyak yang tidak bisa menjawabnya, tapi bukan itu yang kita bahas. Berhasil mengalahkanya merupakan idaman bagi para pemilik akal, dan jatuh terjerat rayuan mautnya termasuk petaka yang membinasakan. Oleh karena itu, mari menempatkan nafsu sesuai tuntunan syari’at. al-Imam Ibnul Qayyim membeberkan kiat-kiat yang dapat diunduh oleh kaum muslimin dalam mengatasi kegalauan hawa nafsu. Sungguh, upaya yang layak diberi penghargaan.

Pada awal pembicaraan, beliau mendefinisikan tentang hawa nafsu. Beliau berkata, “Nafsu adalah kecondongan jiwa kepada perkara-perkara yang selaras dengan kehendaknya. Kecondongan ini secara fitrah telah diciptakan pada diri manusia demi kelangsungan hidup mereka. Sebab bila tidak ada selera kepada makanan, minuman, dan kebutuhan biologis niscaya mereka tidak akan tergerak untuk makan, minum, dan menikah. Nafsu mendorongnya kepada hal-hal yang dikehendakinya itu. Sebagaimana rasa emosional mencegahnya dari hal-hal yang menyakitinya. Maka dari itu tidak boleh mencela nafsu secara mutlak dan tidak boleh memujinya secara mutlak.” (hal. 13-14)

Penghalang Ittiba’ (Mengikuti Petunjuk Rasulullah)

Berkata al-Ustadz Kholid Syamhudi, Lc, “Mengikuti hawa nafsu dan apa yang disenanginya termasuk penghalang dari ittiba’ dan sebab terbesar terjadinya penyimpangan dari kebenaran. Bahkan seluruh bid’ah dan maksiat muncul dengan sebab didahulukannya hawa nafsu atas nash yang shahih. Hal itu karena tabiat jiwa manusia selalu menginginkan dan cenderung kepada apa yang dia sukai dan senangi. Dan sangat susah bagi seorang manusia untuk memalingkan jiwanya dari hal itu – terlebih lagi jika jiwanya telah terbiasa dengannya – selama keimanan dan keyakinannya belum kuat dan kokoh.

Bahkan, setiap orang yang tidak mau mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menerima ajaran yang beliau bawa, maka sesungguhnya dia tidak mengikuti petunjuk, akan tetapi mengikuti hawa nafsunya. Oleh karena itu, kita dapati banyak nash yang mencela dan memberi peringatan dari mengikuti hawa nafsu. Di antaranya, firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Maka jika mereka tidak mau menyambutmu, ketahuilah sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat zhalim.” (Surat al-Qashash: 50).”

(Disarikan dari muslim.or.id/17797)

Buku 50 Terapi Hawa Nafsu, Penulis: Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Penerbit: At-Tibyan, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 52 halaman, ukuran buku 12 x 18,5 cm, dan dengan berat 252 gram.  Harga Rp. 14.000,-


Kami Juga Merekomendasikan